7. Ekonomi (degrowth)

Pendahuluan

Bacaan Bumi edisi ini mengangkat topik tabu: Degrowth! Istilah yang – sengaja - provokatif.

Aloysius Gunadi Brata barangkali ekonom Indonesia pertamalah yang membicarakannya. Berangkat dari kecemasan orang tentang kedaruratan lingkungan, ia menerangkan: degrowth 'terutama adalah sebuah panggilan untuk secara radikal mempertanyakan obsesi pertumbuhan ekonomi, yang menurut para pendukung degrowth, sangat merugikan manusia dan planet.'

Aloysius tidak berpretensi diskusi akan berlangsung mulus. Sistem ekonomi berasaskan pertumbuhan abadi lahir di belahan Utara. Di sana, kata Aloysius, degrowth 'belum menjadi arus utama.' Sebuah understatement. Di negeri saya Australia tidak satupun politikus mau menyebutnya; tak satupun Fakultas Ekonomi menawarkan S1 Studi Degrowth.

Tetapi diskusi harus dimulai. Aloysius menganjurkan 'pemikiran ulang mendasar tentang nilai-nilai dan prioritas kita.' Dan apapun yang terjadi, supaya 'beban dibagi secara adil di seluruh masyarakat dan antara dunia belahan Utara dan Selatan.'

Tulisan Gerry van Klinken meninjau sejumlah literatur ilmiah mengenai Degrowth. Pemikir degrowth Jason Hickel menyebut degrowth 'sebuah teori kelimpahan radikal.' Giorgos Kallis menekankan: diskusi degrowth ingin 'mendekonstruksi dan meniadakan di Barat sebuah khayalan Barat yang sudah lama merupakan inti kolonialisme dan yang dipergunakan oleh elit di Selatan yang Global untuk membenarkan ketidaksetaraan.'

Simaklah Bacaan Bumi edisi ini! Kirimlah tanggapan ke editor@insideindonesia.org.

Gerry van Klinken (Editor, Bacaan Bumi)

Bacaan Bumi: Pemikiran Ekologis