Nov 07, 2024 Last Updated 2:20 AM, Oct 31, 2024

Budaya populer queer

Published: Jan 26, 2020
English version

Teguh Wijaya Mulya

Budaya populer Korea dan Jepang - yang akhir-akhir ini makin digemari di Indonesia - telah membuka ruang baru bagi remaja untuk belajar keragaman ekspresi gender. Para fans Indonesia tidak hanya mengikuti kehidupan idola Korea lewat media sosial, membaca komik bromance Jepang, atau berdandan ala karakter kesukaan (dikenal dengan cosplay), namun juga membangun komunitas, menulis cerita fiksi, serta bermain peran dengan cara membuat akun Twitter palsu idolanya lalu menjalin relasi sesama (fans). Ekspresi maskulinitas yang lembut dan ramah - seperti ditampilkan para idola Korea - telah menjadi standar baru kelelakian bagi para fans ini. Komik bromance dan cosplay jenis kelamin berbeda (crossplay) juga begitu populer dan relatif tidak dipermasalahkan di kalangan fans. Namun, patriarki dan heteronormativitas tidak menyerah begitu saja. Dengan cepat hal-hal baru ini dikotakkan kembali ke ranah fantasi dan hiburan semata; menjadi tidak berlaku jika diterapkan di dunia nyata. Seperti dituturkan beberapa fans, misalnya, penggemar bromance tetap saja banyak yang homofobik di kehidupan sehari-hari. Bagaimana pun juga, budaya populer tetap adalah peluang bagi ruang resistensi yang menjanjikan, terutama seiring makin tipisnya batasan antara dunia maya dan nyata.

Teguh Wijaya Mulya adalah dosen di Indonesia. Dia mengucapkan terima kasih kepada para fans yang amat antusias berbagi cerita-cerita mereka dalam proses penulisan artikel ini.

Inside Indonesia 139: Jan-Mar 2020

Latest Articles

Tetangga: These are the stories of our neighbours

Oct 23, 2024 - ASHLYNN HANNAH & SOFIA JAYNE

Introducing a new podcast series

Obit: Adrian Horridge, 1927-2024

Oct 22, 2024 - JEFFREY MELLEFONT

From distinguished neurophysiologist to maritime historian

Book review: The Sun in His Eyes

Oct 07, 2024 - RON WITTON

Elusive promises of the Yogyakarta International Airport’s aerotropolis

Oct 02, 2024 - KHIDIR M PRAWIROSUSANTO & ELIESTA HANDITYA

Yogyakarta's new international airport and aerotropolis embody national aspirations, but at what cost to the locals it has displaced?

Book review: Beauty within tragedy

Sep 09, 2024 - DUNCAN GRAHAM

Subscribe to Inside Indonesia

Receive Inside Indonesia's latest articles and quarterly editions in your inbox.

Bacaan Bumi: Pemikiran Ekologis – sebuah suplemen Inside Indonesia

Lontar Modern Indonesia

Lontar-Logo-Ok

 

A selection of stories from the Indonesian classics and modern writers, periodically published free for Inside Indonesia readers, courtesy of Lontar.